Kamis, 20 November 2014

SOAL UJIAN BELAJAR MOTORIK SERTA JAWABAN SEDERHANANYA


1.      Jelaskan menurut pengetahuan anda !
Ans :
A.    Teori gerak ( motor control )Teori gerak adalah studi mengenai factor –factor fungsi syaraf yangmengpengaruhi gerak manusia.
B.      Belajar bergerak ( Motor Learning )
Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalammemperoleh dan   menyempurnakan keterampilan gerak ( motorskills ) sebab keterampilan gerak sangat trkait dengan latihan danpengalaman individu bersangkutan.
C.     Perkembangan Gerak (Motor Development)
Perkembangan gerak merupakan sebuah bidang studi. Secara pasti apa yang kita pelajari dalam perkembangan gerak sesungguhnya sesuatau yang masih bersifat kontroversiPrinsip Perkembangan Motorik

2.      Jelaskan tiga tahapan dalam belajar gerak !
Ans:
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan.Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

3.      Sebutkan faktor yang mempengaruhi belajar motorik serta berikan contoh !
Ans :
1. Perkembangan sistim Saraf.
Sistim saraf sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim saraf lah yang mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak.
Karna perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang memiliki kekurangan fisik.
3. Keinginan anak yang memotifasinya untuk bergerak.
Ketika anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Karna semakin dilatih kemampuan motorik anak akan semakin meningkat.
4. Linkungan yang mendukung.
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot.
5. Aspek psikologis anak.
Kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
6. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenetal, tahun pertama kehidupan dan pada masa remaja.
7. Jenis kelamin.
Setelah melewati pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
8. Genetik.
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya. Kelainan genetik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
9. Kelainan kromosom.
Pada umumnya kelainan kromosom akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik
Berikut ini kondisi yang memiliki dampak paling besar terhadap laju perkembangan motorik.

4.      Jelaskan fungsi dan tujuanperkembangan motorik !
Ans :
Ø  Prinsip Perkembangan Motorik
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya.

Ø  Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik
Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan gerak, apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak yang proporsional pada usianya.

5.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik !
Ans :
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik: faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangan motorik pada tahap ini jika anak fisik, kesehatan umum, dan kapasitas mental, di samping kondisi psikologis, serta faktor-faktor lingkungan hidup dalam kemiskinan dan kekayaan, dan faktor-faktor sosialisasi.

6.      Jelaskan perbedaan pertumbuhan, perkembangan, kematangan !
Ans :
Perkembangan merupakan: Perubahan progresif yang bersifat kulitatif (fungsional): tidak terbatan atau dapat dikatakan dengan proses dinamik yang berlangsung terus-menerus.
Pertumbuhan merupakan: Perubahan progresif yang bersifat kuantitatif (struktural): ada batasan.
Kematangan merupakan: Proses pendewasaan seperti kematangan organ-organ tubuh.

7.      Jika anda seorang pendidik atau pelatih, apa strategi yang anda terapkan trhadap perkembangan motorik anak usia dini !
Ans :
Memperhatikan, Beri Dorongan, Berikan Umpan Balik Khusus ,Berikian Model Atau Contoh,Mendemontrasikan, Menciptakan dan menambahkan tantangan, Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta Memberikan informasi secara langsung.
8.      Jelaskan perbedaan syaraf aferent dengan eferent menurut fungsinya !
Ans :
Aferen juga disebut neuron sensorik karena mereka kebanyakan membawa impuls dari organ sensorik. Sedangkan Eferen juga disebut neuron motorik karena mereka kebanyakan membawa tanggapan ke otot atau kelenjar dan membuat pergerakan.

9.      Jelaskan apa yang di maksud dengan transfer positif dan transfer negatif serta berikan contoh !
Ans :
1.     Transfer positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi lain. Contohnya : siswa yang telah pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab).

2.    Transfer negatif
Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak  atau mengalami hambatan terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari. Contohnya : Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah ke salah satu negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di sebelah kanan jalan.   

Selasa, 18 November 2014

CONTOH MAKALAH BELAJAR GERAK


BAB I

PENDAHULUAN



A.      LATAR BELAKANG

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Perubahan hanya dapat dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, sepertinya seorang siswa memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala, maka belum tentu siswa tersebut belajar. Kemungkinan siswa tersebut mengangguk-angguk kepala bukan karena memperhatikan materi pelajaran dan faham apa yang dikatakan guru, akan tetapi karena sangat mengagumi cara guru berbicara, atau mengagumi penampila guru, sehingga ketika siswa tersebut ditanya tentang apa yang disampaikan guru, siswa tidak mengerti apa-apa. Sebaliknya, manakala ada siswa yang seakan-akan tidak memperhatikan, belum tentu siswa tersebut tidak sedang belajar. Kemungkinan otak dan fikiran siswa tersebut sedang mencerna apa yang dikatakan guru, sehingga ketika ditanya siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Berdasarkan adanya perubahan perilaku yang ditimbulkan, maka sebenarnya siswa sudah melakukan proses belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari proses pembelajaran, dengan demikian seorang guru harus memahami secara teoritis bagaimana terjadinya perubahan perilaku itu. Dewasa ini sebagian guru tidak memperhatikan tentang perubahan perilaku siswa. Guru hanya memberikan materi-materi pelajaran tanpa memandang hasil dari proses belajar tersebut. Melihat fenomena yang berkembang, maka seorang guru dituntut mengimplikasikan dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam pembelajaran, sehingga diharapkan proses belajar benar-benar dapat dilaksanakan secara maksimal.

      B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Motorik Dasar dan untuk menambah wawasan mengenai pengertian belajar motorik dan belajar gerak serta proses terjadinya gerak.

BAB II

PEMBAHASAN



A.      PARADIGMA TEORI BELAJAR

Teori belajar memiliki warisan yang kaya dan beragam. Sebagai akibat dari warisan ini, banyak sudut pandang tentang proses belajar yang bermunculan. Sudut pandang yang dianut oleh sejumlah ilmuan disebut sebagai paradigma. Adapun beberapa sudut pandang yang dapat diidentifikasi ke dalam teori belajar antara lain:     1) Fungsionalistik, 2) Asosiasinistik, 3) Kognitif, 4) Neurofisiologis, 5) Evolusioner. Paradigma fungsionalistik menekankan hubungan antara belajar dengan penyesuaian diri dengan lingkungan. Paradigma asosiasionistik mempelajari proses belajar dalam term hokum asosiasi. Paradigma kognitif menekankan sifat kognitif dalam belajar. Paradigma neurofisiologis mengisolasi korelasi neurofisiologis dari hal-hal seperti belajar, persepsi, pemikira, dan kecerdasan. Paradigma evolusioner menekankan pada sejarah evolusi proses belajar orgaisme.

Paradigma-paradigma yang berkembang harus dlihat sebagai kategori kasar karena sulit untuk menemukan teori belajar yang sesuai persis dengan dengan salah satu dari kategori itu. Ketika meletakkan satu teori dalam paradigma tertentu berdasarkan penekanan utama, maka aspek-aspek tertentu dari paradigma lain dapat ditemukan. Sebagai contoh, teori Tolman sulit dikategorisasikan karena mengandung elemen fungsionalistik dan kognitif. Teori Piaget banyak dipengaruhi oleh teori Darwin namun banyak kesamaan dengan teori dalam paradigma fungsionalistik. Teori Hull dimasukkan dalam paradigma fungsionalis, namun teori ini banyak didasarkan pada gagasan asosiasinistik. Dengan pertimbangan tersebut, teori belajar utama dapat dikategorikan sebagai berikut:

1.       Paradigma fungsionalistik

a.       Teori Thorndike

b.      Teori Skinner

c.       Teori Hull

2.       Paradigma asosiasinistik

a.       Teori Pavlov

b.      Teori Guthrie

c.       Teori Estes

3.       Paradigma kognitif

a.       Teori Gestalt

b.      Teori Piaget

c.      Teori Bandura

4.       Paradigma neurofisiologis

a.       Teori Hebb

5.       Paradigma evolusioner

a.       Teori Bolles



B.BEBERAPA IMPLIKASI TEORI DALAM PEMBELAJARAN

1.       Paradigma Fungsionalistik

a.       Teori Thorndike

Implikasi  dari teori Thorndike dalam pembelajaran menitikberatkan  adanya hubungan erat antara pengetahuan proses belajar dengan praktik pengajaran. Teknik pengajaran berbentuk ceramah dianggap tidak baik.  Thorndike juga menyetujui program pelatihan praktik yang dibuat menyerupai dunia nyata (kehidupan sehari-hari) dan memasukkan proses belajar eksperensial (berbasis pengalaman).

b.      Teori Skinner

Implikasi teori Skinner dalam pembelajaran dinyatakan dalam informasi yang ada dipelajari dan disajikan secara bertahap. Dalam pembelajaran selalu diberikan umpan balik dengan segera, sehingga diharapkan murid mampu belajar dengan caranya sendiri. Teori Skinner juga mengedepankan penggunaan teknik pengajaran programmed learning (belajar terprogram), teaching machine (mesin pengajar), computer based instruction (CBI) atau pengajaran berbasis computer.

c.       Teori Hull

Hull membuat prediksi yang persis tentang efek gabungan dari belajar dan dorongan terhadap perilaku dan efek keletihan (via hambatan reaktif dan terkondisi). Penguatan dalam pembelajaran bergantung pada reduksi dorongan/stimuli dorongan yang dihasilkan oleh kondisi kebutuhan fisiologi.





2.       Paradigma Asosiasinistik

a.       Teori Pavlov

Teori Pavlov sulit diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran.  Pavlov mengedepankan modifikasi sikap dan emosi terhadap belajar berdasarkan pengkondisian klasik yang harus dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan program pendidikan yang benar-benar efektif. Selain itu, Pavlov juga menciptakan teori belajar antisipasi.

b.      Teori Guthrie

Menurut  Guthrie latihan (praktik) adalah penting karena menimbulkan lebih banyak stimuli untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan. Pendidikan formal seharusnya menyerupai situasi kehidupan nyata dibuat semirip mungkin. Pemberian hukuman dalam pembelajaran idealnya tidak sekadar menghentikan perilaku yang tidak diinginkan melainkan menghasilkan perilaku yang diinginkan. Perluasan dari teori Guthrie ke apklikasi praktis bersifat langsung dan dijelaskan dengan cara menyenangkan, penuh contoh, tidak hanya rumusan-rumusan.

3.       Paradigma Kognitif Dominan

a.       Teori Gestalt

Gestall mengedepankan penggunaan teknik ceramah (lecture), tetapi akan berusaha agar ada interaksi antara guru dan murid.  Teori ini juga menghindari memorisasi fakta tanpa pemahaman.  Ketika hal-hal yang  dipelajari telah dipahami maka mudah diaplikasikan ke situasi yang baru dan dipertahankan dalam jagka waktu lama.

b.      Teori Piaget

Materi pendidikan harus disesuaikan dengan struktur kognitif anak, karena kemampuan untuk mengasimilasi bervariai dari satu anak dengan anak yang lain sehingga pendidikan harus diindividualisasikan. Selain itu pendidikan membutuhkan pengalaman yang menantang bagi pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilakan pertumbuhan intelektual.

c.       Teori Tolman

Tolman mendukung diskusi kelompok kecil dalam kelas. Setiap siswa mempunyai kesempatan secara individual/sebagai anggota kelompok untuk menguji ide secara memadai. Menurut Tolman, belajar terjadi secara konstan. Siswa berusaha mengembangkan ekspektasi/keyakinan yang sesuai dengan kenyataan. Guru membantu siswa merumuskan hipotesis dan member pengalaman yang mengonfirmasikan ketika hipotesis itu benar. Dengan cara ini siswa mengembangkan peta kognitif yang akan memandu aktivitas siswa.

d.      Teori Bandura

Implikasi teori Bandura dalam pembelajaran menekankan sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman langsung yang bisa dipelajari secara tidak langsung dengan observasi. Belajar observasional memiliki implikasi edukasional apabila guru memperhatika: 1)atensional/perhatian, 2) retensional, 3) motor/mampu melakukan perilaku yang dipelajari, 4) motivasi dari siswa. Pemberian model sangat efektif dan berpengaruh besar terhadap pembelajaran siswa. Model yang efektif digunakanadalah dengan film, televisi, tape, demonstrasi, dan display.

4.       Paradigma Neurofisiologis Dominan

a.       Teori Hebb

Implikasi teori Hebb dalam pembelajaran menitikberatkan proses kognitif dengan menggunakan neuron atau synapse sebagai alat utama. Studi motivasi dan studi belajar memberi pengaruh penting dalam proses pembelajaran.

5.       Paradigma Evolusioner

a.       Teori Bolles

Teori Bolles tidak memiliki implikasi untuk teknik pengajaran spesisik, tetapi menitikberatkan pada implikasi untuk kurikulum pendidikan secara umum.

 BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Penggunaan dan pemilihan teori-teori belajar harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga teori tersebut dapat diimplikasikan ke dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Cara yang tepat dalam penggunaan teori yang ada harus sesuai petunjuk mengenai pendekatan yang sudah ada untuk mempelajari proses belajar, selanjutnya memilih salah satu pendekatan yang memuaskan dan berkonsentrasi pada pendekatan itu. Apabila teori yang sudah ada tidak sesuai dengan pembelajaran, diharapkan dapat menyusun dan mengembangkan teori sendiri sesuai kebutuhan. Ketika menentukan perilaku manusia tidak ada proses yang lebih penting selain belajar, maka salah satu upaya yang penting yang dapat dilakukan seseorang adalah membantu mengungkap misteri di balik proses belajar.







 DAFTAR PUSTAKA


Hergenhahn, B.R & Matthew H. (2009). Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta:

 Kencana.



Wina Sanjaya. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan

  Kurikulum Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada.



Winfred F. Hill. (2011). Theories of Learning: Konsepsi, Komparasi, dan Signifikansi.

 Bandung: Nusa Media.



http://galihdwipradipta.blogspot.com/2011/12/implikasi-teori-belajar-dalam-penjas.html